Deteksi24.com, JAKARTA – Pengamat terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian, Taufik Andrie, mengatakan konflik peperangan yang terjadi antara Palestina dan Israel berpotensi memunculkan reaksi yang beragam dari berbagai kalangan. Salah satu di antaranya adalah kalangan radikal atau garis keras.
“Karakter garis keras di Indonesia itu selalu reaktif dalam menyikapi peristiwa global. Spektrum dan gradasi reaksinya bisa bermacam-macam. Mulai dari dukungan moral dan finansial terhadap Palestina di media sosial, kecaman terhadap Israel, ajakan aksi boikot produk-produk yang terafiliasi dengan Israel dan para pendukungnya, bahkan bisa saja terjadi potensi aksi terorisme di tanah air,” kata Direktur Eksekutif Yayasan Prasasti Perdamaian ini, di Jakarta, dilansir dari Viva.co.id Sabtu, (04/11/2023).
Taufik mengatakan, pihaknya sepakat dengan pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat memberi arahan kepada personelnya agar waspada terhadap sel-sel tidur terorisme sehubungan dengan pecahnya perang Israel-Palestina.
“Bagaimanapun, dengan statement Kapolri tersebut, masyarakat dan aparat lebih aware dan agar tidak across the line. Dalam situasi seperti sekarang ini, make sense jika kewaspadaan ditingkatkan, karena Indonesia itu sensitif terhadap isu Israel Palestina, bukan hanya hari ini, tapi sudah sejak lama,” kata Taufik.
Potensi aksi terorisme itu, menurut Taufik, bisa terjadi di mana saja, termasuk kantor-kantor pemerintahan di Jakarta dari negara-negara yang mendukung aksi penyerangan Israel ke Palestina. Apalagi, Indonesia tengah menghadapi pesta demokrasi Pemilu 2024, potensi itu patut menjadi kewaspadaan semua pihak.
“Meskipun di lapangan, jaringan-jaringan terorisme sudah mulai melemah sejak aksi penangkapan oleh Densus 88 pada 2018 hingga sekarang. Namun, potensi itu masih ada,” terang Taufik.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberi arahan kepada personelnya agar waspada terhadap sel-sel tidur terorisme sehubungan dengan pecahnya perang Israel-Palestina. Arahan Jenderal Sigit disampaikan saat acara Apel Kasatwil 2023 di Jakarta, Rabu, 1 November 2023.
Pada kesempatan tersebut, Sigit menyampaikan, sudah 57 orang ditangkap terkait terorisme pada beberapa waktu terakhir. Untuk itu, polisi harus mengantisipasi teror agar agenda pemilu dan pembangunan dapat berjalan lancar. Polisi juga harus mewaspadai munculnya sel-sel tidur yang terafiliasi dengan teroris.
“Beberapa waktu lalu dampak dari perang Israel Palestina tentunya juga membangkitkan sel-sel tidur yang terafiliasi dengan teroris dan mau tidak mau kita tentunya harus waspada,” ujar Sigit dalam Apel itu.